Kamis, 31 Desember 2015

Selamat Tinggal 2015, Selamat Datang 2016

Sambil menunggu keberangkatan menuju kediaman setelah mengkuti refresh training selama 3 hari di kota bandar lampung, tulisan ini dibuat dalam gerbong ekonomi 4 nomor 2A sebagai tulisan di akhir tahun 2015.

Mengingat kembali perjalanan selama tahun 2015 ini, banyak cerita yang telah dilalui, mulai dari cerita yang menyenangkan, biasa saja dan cerita yang cukup menyedihkan.

Selama tahun 2015 yang dilalui dengan musim kemarau yang cukup panjang, kabut asap yang membuat perih mata dan susah bernafas.

Peristiwa kebakaran hutan di sebagian besar wilayah indonesia ditambah cerita kesulitan ekonomi serta gonjang-ganjing politik dan kehidupan sosial yang dirasakan seluruh warga indonesia menambah cerita derita.

Mungkin jika bertanya dengan rekan-rekan sejawat kita rasanya tidak banyak yang memiliki cerita bagus selama tahun 2015. Tapi mungkin juga ada di antara kita yang memiliki cerita indah di tahun 2015 ini.

Di hari terakhir tahun ini sudah banyak kita lihat di berita tentang kesibukan dan hiruk pikuk untuk menyambut tahun baru 2016. Mulai dari acara yang dikemas dengan 'wah' yang memerlukan banyak dana hingga perhelatan sederhana yang diisi dengan doa.

Namun dibalik cerita diakhir dan awal tahun ini kembali kepada pribadi masing-masing. Setiap manusia memiliki rasa bagaimana menyikapinya.

Akhirnya...selamat tinggal 2015 dan selamat tahun baru 2016. Semoga kita semua tetap diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Amin.

Salam blogger persahabatan.

Continue reading Selamat Tinggal 2015, Selamat Datang 2016

Rabu, 30 Desember 2015

,

Coaching Skills Untuk Dukungan Tumbuh Kembang Anak

Alhamdulillah diakhir tahun 2015 ini saya selaku pengajar dan pendidik si Yayasan pendidikan Tanjungenim Lestari berkesempatan untuk mengikuti training yang berkaitan dengan proses pengembangan profesi sebagai seorang guru. Traning yang mengambil tempat di Hotel Arinas, kota Bandar Lampung, 30 Desember 2015.

Coaching skills untuk dukungan tumbuh kembang anak ini dibacakan oleh trainer international Dr. Tranggona I.S. Turner atau biasa dikenal dengan nama Dr. Danny Turner.

Materi training yang berisi antara lain berisi cara-cara yang berkaitan dengan teknik yang dapat digunakan untuk menjadi sebagai seorang pendiri yang baik dan benar.

Bebarapa hal yang dibahas antara lain : Sikap pendampingan yang efektif, pendekatan pendampingan efektif, amanat parenting yang hakiki, wewenang parenting, serta pemahaman mengenai relasi orang tua dan anak.

Training yang berlangsung dengan menarik ini membuat pencerahan dan menambah wawasan yang dapat digunakan untuk melaksanakan tugas sebagai pengajar & pendidik.

Continue reading Coaching Skills Untuk Dukungan Tumbuh Kembang Anak

Senin, 21 Desember 2015

, ,

IKBA SMANSA Prabumulih

Kemarin, Minggu, 20 Desember 2015, dengan perasaan hati yang senang dan gembira menhadiri launching Ikatan Keluarga Besar Alumni SMA Negeri 1 Prabumulih. IKBA SMANSAPRA singkatannya,sebuah wadah yang menampung seluruh alumni atau siapapun yang pernah berada di dalam keluarga besar SMA Negeri 1 Prabumulih.

SMA Negeri 1 Prabumulih adalah tempat dimana kami menempuh pendidikan SMA dari tahun 1992 hingga 1995. Berarti sudah 20 tahun yang lalu. Tak terasa waktu berjalan dengan cepatnya.

Benar menurut cerita bahwa masa SMA adalah masa yang paling indah. Ini terlihat dari pertemuan kami kemarin dengan para teman-teman satu angkatan. Sebuah pertemuan yang sangat jarang terjadi. Banyak cerita lucu yang diingat kembali pada masa sekolah dulu. Bertemu dengan para guru-guru yang masih aktif mengajar ataupun yang sudah purna tugas.

Saking senangnya agak susah untuk ditulis dalam rangkaian kata. Hanya rekaman gambar yang bisa mewakili.
Continue reading IKBA SMANSA Prabumulih

Sabtu, 12 Desember 2015

Akhir Semester

Hari ini Sabtu, 12 Desember 2015 harusnya menjadi hari terakhir Ujian Akhir Semester Ganjil 2015 di sekolah kami, namun karena ada perhelatan pemilihan kepala daerah langsung pada Rabu, 9 Desember 2015 lalu maka harus diundur satu hari.

Dengan pengunduran satu hari tersebut maka mundur juga jadwal untuk kegiatan koreksi lembar Jawaban siswa yang artinya mempersempit waktu pengolahan nilai semester para peserta didik. Namun itu tidaklah mengurangi semangat saya dam rekan-rekan guru untuk semangat melaksanakan tugas seperti biasanya.

Kilas balik sedikit, biasanya di akhir semester para guru disibukkan dengan berbagai urusan tentang penilaian peserta didik, mulai dari menghitung semua nilai, memeriksa lembar jawaban ulangan akhir, membuat analisis dan diakhiri dengan penulisan nilai di raport bagi para wali kelas. Tugas-tugas ini menyita cukup banyak waktu dan tenaga, terkadang semua pekerjaan ini harus dibawa ke rumah.

Tapi dibalik itu semua, sebagai guru semua tugas dan kewajiban ini harus dilaksanakan dengan cermat dan tepat waktu.

Setelah semua tugas diselesaikan, ada satu harapan setiap akhir semester yaitu bisa libur untuk beberapa hari saja. Apalagi bagi kami yang bekerja di sekolah swasta yang menerapkan aturan ketenagakerjaan yang cukup ketat. Libur semester merupakan waktu yang paling ditunggu. Di waktu inilah kami bisa berkumpul dengan keluarga, syukur-syukur bisa berlibur ke tempat wisata jika ada dana berlebih.

Bagaimana dengan rekan guru yang lain ? Silahkan berbagi cerita di sini .......

Continue reading Akhir Semester

Rabu, 09 Desember 2015

,

Nikmat Sehat

Sepulang dari tempat mengajar kemarin, setelah sampai si rumah saya mendapati istri san anak saya yang kedua nampak tertidur si ruang tengah rumah kami. Tidak seperti biasanya apabila saya pulang kerja mereka selalu menunggu dan menjemput saya turun dari bus angkutan yang disediakan untuk kami para guru di Lematang Lestari. Rupanya anak saya yang kedua ini dalam keadaan demam, suhu tubuhnya tinggi, disertai muntah dan nyeri di perut.

Sebenarnya kesehatan anak dan istri merupakan sebuah hal yang saya wajib jaga. Karena bila mereka sakit, maka akan mengganggu kerja saya. Saya tidak bisa melaksanakan tugas mengajar dan tugas sebagaiman mestinya. Saya tidak bisa konsentrasi melaksanakan tugas. Dengan jarak dari rumah ke tempat kerja yang berjarak satu jam perjalanan dengan jam kerja delapan jam sehari memang membuat kekhawatiran sendiri bila harus meninggalkan anak istri di rumah bila mereka dalam keadaan sakit.

Alhamdulillah, kami para guru dan keluarga di Lematang Lestari diberikan jaminan
Kesehatan melalui asuransi kesehatan. Walaupun sekarang kami para pekerja diwajibkan untuk menjadi peserta BPJS kesehatan yang agak ribet bila mau berobat. Untungnya yayasan yang menaungi kami masih mau memberikan kemudahan berobat dengan asuransi kesehatan tambahan melalui mandiri inhealt, sehingga jaminan kesehatan bagi kami dan keluarga masih dapat kami nikmati seperti yang sedang kami nikmati saat ini. Anak saya bisa dirawat dengan baik di rumah sakit akibat menderita penyakit typus.

Kesehatan memang sebuah nikmat yang tak ternilai yang diberikan oleh Allah SWT. Maka kita setiap saat selalu bersyukur dan berdoa agar selalu dilimpahkan nikmat kesehatan. Amiin....

Continue reading Nikmat Sehat

Selasa, 08 Desember 2015

Daily Activity

Azan shubuh terdengar merdu dari mesjid dekat rumah, menggerakkan hati dan badan untuk bangkit dari mimpi, walau rasanya berat karena pagi ini hujan mengguyur dingin membuat suasana dingin dan ingin melanjutkan tidur, tapi hati harus kuat karena sudah saatnya bangun dan segera melaksanakan kewajiban kepada illahi robbi.

Setelah itu kewajiban menanti, harus segera bersiap untuk berangkat melangkahkan kaki menuju tempat kerja yang jaraknya cukup jauh.

Berangkat ke tempat kerja setiap pagi dengan menggunakan bus dilakoni setiap pagi bersama dengan rekan-rekan yang jumlahnya 30 orang lebih. Bersyukur Yayasan yang menaungi kami menyediakan bus antar jemput bagi kami.

Kegiatan mengajar kami lakukan sepenuh hati hingga sore hari. Tak terasa aktivitas ini sudah dilakukan lebih dari sepuluh tahun. Terkadang rasa jenuh singgah di hati. Namun tetap harus dijalani demi nafkah anak istri dan ibadah kepada illahi robbi.

Continue reading Daily Activity

Senin, 07 Desember 2015

Ujian Akhir Semester Ganjil 2015/2016

Hari ini Senin, 7 Desember 2015, sesuai dengan kalender pendidikan, sekolah kami dan sekolah menengah pertama (SMP) lainnya dalam kabupaten Muara Enim melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) untuk semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

Seperti biasanya UAS kali ini wajib diikuti oleh seluruh peserta didik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Untuk hari pertama dimulai dengan pelajaran Pendidikan Agama dan PPKn.

Seluruh peserta diwajibkan menggunakan tanda peserta ujian yang sudah dibagikan. Tanpa kartu peserta ujian ini peserta didik dilarang masuk ke.ruang ujian. Hal ini dilakukan agar seluruh peserta didik dapat mengikuti seluruh aturan   . Selain itu juga peserta didik harus datang dan masuk tepat waktu. Untuk itu para peserta didik harus menerapkan sikap disiplin yang tinggi agar dapat mengikuti UAS dengan baik.

UAS akan berlangsung selama 6 hari hingga Sabtu, 12 Desember 2015.

Selamat Ujian...semoga sukses.

Continue reading Ujian Akhir Semester Ganjil 2015/2016

Minggu, 06 Desember 2015

Minggu = Istirahat ??

Mendengar azan subuh yang melantun indah dari mesjid dekat rumah, menyadarkan diri bahwa hari sudah menjelang pagi, saatnya bangun dan melaksanakan kewajiban terhadap sang pencipta. Namun sebelumnya langsung terlintas didalam pikiran dan hati bahwa hari ini adalah hari minggu yang berarti hari istirahat dari segala aktivitas mengajar di sekolah.

Sebagaimana di tulisan terdahulu, saya dan rekan-rekan yang bekerja dan menjadi guru di sebuah sekolah swasta dibawah naungan sebuah perusahaan yang menerapkan jam kerja sesuai aturan ketenagakerjaan, maka hari libur adalah pada hari minggu saja. Ini berarti hari minggu adalah hari yang paling ditunggu. Hanya di hari minggu kami bisa melepas penat setelah seminggu bekerja. Hari minggu adalah hari dimana kami bisa berkumpul bersama keluarga. Di hari minggu juga kami bisa bersosialisasi dengan tetangga dan para handai taulan lainnya. Andai hati minggu ada dua hari alangkah senangnya hati kami. Tapi hari minggu hanya seminggu sekali.

Ada kalanya hari minggu yang sangat berarti untuk beristirahat itu menjadi hari yang melelahkan. Karena semua kegiatan di luar kerja hanya dapat dilakukan di hari minggu. "Hari Minggu belum tentu hari istirahat....!!" Tapi semua tetap harus dihadapi dengan senang hati...hidup harus tetap berlangsung sampai akhir nanti. Tetap semangat demi sesuap nasi dan demi buah hati.....!!

Continue reading Minggu = Istirahat ??

Sabtu, 05 Desember 2015

Sabtu Ceria

Sabtu adalah hari ceria, demikian kami biasa rasakan. Kenapa ya..? Karena Sabtu adalah hari dimana kami para guru dan peseta didik melakukan kegiatan belajar sesuai dengan minat dan bakat kami.

Ada apa saja...bermacam-macam kegiatan ekstrakurikuler antara lain, dibidang olahraga ada pilihan sepak bola, volley ball, basket ball, badminton. Sedangkan dibidang seni ada seni tari, seni suara atau vokal dan musik. Bagi peserta didik yang suka terhadap mata pelajaran tertentu dapat memilih klub bahasa Inggris, sastra, IPA, dan IPS. Semua kegiatan ini difasilitasi oleh sekolah dengan didukung sarana dan prasarananya.

Hari Sabtu ceria ini biasa diikuti dengan senang hati oleh seluruh peserta didik. Ya..pastilah..karena apapun yang disenangi pasti akan dilakukan dengan senang hati juga.

Selamat berhari sabtu ceria dan berakhir pekan.....

Continue reading Sabtu Ceria

Jumat, 04 Desember 2015

Jum'at berkah di sekolah kami

Selamat pagi semua rekan-rekan guru Indonesia. Hari Jum'at pertama di bulan Desember. Apa yang biasa kita lakukan di hari Jum'at di sekolah ? Ya tergantung sekolahnya dong....

Kalo di tempat kami SMP Lematang Lestari berbeda dengan sebagian sekolah lainnya yang ada. Kalau di sekolah lain biasanya setiap Jum'at pagi kegiatan sekolah diawali dengan senam pagi bersama, justru kami belajar seperti hari biasanya. Senam pagi ditempat kami dilaksanakan pada hari Sabtu bersama dengan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. 

Setelah jam pelajaran usai pada pukul 11.00 WIB, peseta didik istirahat makan siang dan dilanjutkan dengan sholat Jum'at di mesjid dekat sekolah bagi seluruh peserta didik yang laki-laki. Selanjutnya setelah sholat jumat seluruh peserta didik kelas 7 dan 8 mengikuti kegiatan Pramuka. Sedangkan kelas 9 mengikuti program pendalaman materi guna persiapan Ujian Nasional. Cukup padat memang, tapi begitulah adanya, semua peserta didik kami bisa mengikutinya.

Bagaiamana di sekolah rekan-rekan ? Silahkan berbagi cerita....
Continue reading Jum'at berkah di sekolah kami

Kamis, 03 Desember 2015

,

Perlukah Guru Marah Saat Mengajar ?

Marah...pasti kita semua sebagai manusia biasa pernah melakukannya. Ada bermacam-macam penyebab yang menimbulkan perbuatan marah ini. Marah itu sendiri memiliki arti suatu emosi yang secara fisik antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, adrenalin dan non adrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif dan fisilogi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secaa langsung ancaman dari pihak luar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kemarahan)

Ekspresi dari rasa marah ini dapat berbentuk perubahan pada raut muka, bahasa tubuh, dan kadang-kadang tindakan agresif. Seperti mengeluarkan suara keras, melotot, terkadang juga ada gerakn fisik seperti memukul, menendang, mencubit dan lain-lain.
Berkenaan dengan pengertian marah diatas, bagaimana dengan kita sebagai guru ? Pernahkah kita marah ?, Seringkah kita marah ? atau tidak pernah marah sekalipun kepada anak didik kita.

Menjadi guru memang melibatkan semua aspek fisik dan perasaan dalam melaksanakan tugas. Karena kita dalam mengajar harus mampu melibatkan semua perserta didik yang jumlahnya banyak. Terkadang ada kelas yang jumlah peserta didiknya sedikit, sedang banyak. Dengan jumlah peserta didik yang ada di dalam kelas maka kita juga akan menemui bermacam-macam tingkah pola, perbuatan, perasaan dan perkataaan dari anak didik. 

Melihat kebelakang sewaktu kita dibangku sekolah dulu, cobalah kita ingat-ingat bagaimana guru-guru kita. Saya sendiri dulu menemui guru-guru dengan berbagai macam karakter. Ada guru yang sabar, ada juga yang marah pada saat tertentu saja, bahkan ada juga guru yang selalu marah setiap masuk kelas.

Saya ingat pada saat SMA, ada guru saya yang terkenal "killer", tetapi ada juga guru yang paling sabar, saking sabarnya dia tak pernah sekalipun marah di kelas selama saya menempuh pendidikan di SMA itu. selama tiga tahun. Tapi kedua guru inilah yang paling dikenang oleh kami murid-muridnya bila ada kesempatan bertemu "reuni".

Nah..sekarang kita sudah menjadi guru...manakah yang kita pilih. Menjadi guru yang suka marah, guru yang sabar atau guru yang kadang-kadang marah karena kondisi yang ada. Tak bisa dipungkiri anak-anak didik kita sekarang berbeda dengan keadaan pada saat kita sekolah dulu. Anak-anak didik kita sekarang berada di sebuah zaman yang budaya sudah berbeda. Perilaku, perbuatan dan cara mereka bicarapun sudah berbeda. Mereka tidak lagi segan terhadap guru mereka, berbeda dengan zaman kita sekolah dulu. Berbicarapun mereka lebih berani, terkadang suka berlebihan. 

Oleh karena itu kita sebagai guru harus tetap bertanya dalam hati-hati masing ? Perlukan marah saat mengajar ? Silahkan renungkan....!!
Continue reading Perlukah Guru Marah Saat Mengajar ?

Suasana Kerja : Antara Guru dan Buruh

Sudah sepuluh tahun sudah saya menjadi pengajar dan pendidik.  SD dan SMP Lematang Lestari nama sekolahnya. Bagus ya...nama sekolahnya. Dinamai Lematang Lestari karena sekolah ini terletak di sebuah desa bernama Banuayu di kecamatan Rambang Dangku, Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan. Dimana di desa ini dilintasi oleh sebuah sungai yang cukup besar bernama sungai Lematang. Sedangkan kata Lestari dapat diartikan abadi, terus ada hingga akhir nanti. Sekolah ini juga terletak di areal Industri yang bernama PT. Tanjungenim Lestari, sebuah industri yang memproduksi bubur bahan kertas yang bahan bakunya adalah kayu akasia (acasia mangium). Perusahaan ini hingga sekarang sahamnya dimiliki oleh sebuah grup usaha yang berasal dari Jepang.

Sekolah ini didirikan atas dasar sumbangsih perusahaan kepada seluruh karyawannya dan masyarakat disekitar perusahaan, agar anak-anak karyawan dan anak-anak disekitar lingkungan perusahaan dapat menempuh pendidikan. Letaknya yang cukup jauh dari kota membuat jarak untuk ke sekolah yang ada di kecamatan cukup jauh, sehingga didirikannlah sekolah ini.

Kembali ke judul 'posting' diatas. Suasana Kerja : Antara Guru dan Buruh.
Sebagai seorang guru, panduan kerjanya adalah panduan yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan Republik Indonesia, diteruskan kepada dinas pendidikan propinsi, lalu kabupaten, kecamatan hingga sampai ke sekolah. Panduan teresebut berupa aturan pokok sebagai guru, aturan organisasi guru serta aturan internal yang dikeluarkan oleh sekolah masing-masing. Tapi sedikit berbeda dengan kami para guru yang bekerja di Lematang Lestari ini, selain aturan kerja yang dikeluarkan oleh pemerintah kami juga harus mengikuti aturan yang diterapkan oleh perusahaan yang mengikuti aturan ketenagakerjaan tempat sekolah kami bernaung.

Mungkin guru-guru yang berstatus PNS ataupun guru honor di sekolah-sekolah negeri atau swasta lainnya memiliki jam kerja yang fleksibel menyesuaikan dengan jam sekolah peserta didik, berbeda dengan kami yang memiliki jam kerja yang baku sesuai dengan yang diatur dalam aturan ketengakerjaan. Kami bekerja selama 37,5 jam perminggu. 

Ada kalanya dalam hati kami merasa sedikit iri dengan rekan-rekan kami di sekolah negeri, mereka dapat mengajar seperti tanpa ada ketaatan pada jam kerja. Datang sesuai dengan jam mengajar dan pulang cepat menjadi hal biasa. Dikala tiba waktu libur sekolah, rekan-rekan kami di sekolah negeri dapat juga menikmati liburan, tetapi tidak dengan kami,. Kami harus tetap masuk kerja sebagaimana jam kerja yang telah ditetapkan. Kami bekerja dan mengajar di tempat yang menerapkan disiplin yang tinggi. Belum lagi aturan-aturan kepegawaian yang lain yang juga harus kami taati.

Dengan suasana kerja seperti ini, terkadang kami menyebut diri kami adalah seorang guru tetapi merangkap juga sebagai buruh. Ada dua aturan yang harus kami jalankan, aturan sebagai guru dan aturan sebagai seoragn buruh yang bekerja di sebuah perusahaan. Maka tidak heran ditempat kami guru biasa datang dan pergi, silih berganti. Jika tidak bisa menyesuaikan diri maka tak akan tahan dengan sistem kerja ini. Tapi bagi yang bisa menyesuaikan diri dengan suasana kerja seperti ini, akan menjadi seorang guru yang teruji dan memiliki loyalitas kerja yang tinggi. Hal ini terlihat jika kami bertemu dalam sebuah forum kegiatan guru seperti pelatihan guru, lomba siswa atau guru, seminar dan lain-lain akan terlihat bahwa kami dapat meraih prestasi dan lebih unggul dari yang lain. 

Tapi apapun cerita diatas, kami para guru ini adalah juga seorang manusia yang memiliki rasa. Kadang ada rasa kesal, marah, ceria, dan gembira. Kami butuh juga istirahat, refreshing, liburan bersama keluarga dan lain-lain. Akhirnya semuanya kembali kepada diri masing-masing.Guru adalah profesi mulia. Limpahan pahala akan selalu tercurah jika memberikan yang terbaik kepada peserta didik.
Continue reading Suasana Kerja : Antara Guru dan Buruh

Rabu, 02 Desember 2015

Menjadi Guru : Pilihan atau Takdir

Sedari lahir ke dunia ini, tak pernah terpikirkan oleh kita mau jadi apa kita setelah dewasa nanti. Kedua orang tua kita semua pastilah mengasuh, membesarkan, mendidik agar kita menjadi orang yang baik, berguna dan berbakti kepada orang tua, agama dan bangsa. Tak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi orang yang gagal dalam kehidupannya.Setelah masuk usia sekolah, kita semua disekolahkan, belajar agama, belajar moral dan etika. Hal dilakukan sebagai bekal hidup setelah dewasa.

Setelah dewasa kitapun tetap belajar seiring dengan kebutuhan hidup yang terus harus dipenuhi. Di saat dewasa inilah kita dihadapkan kepada sebuah tuntutan agar kita bisa memenuhi kebutuhan hidup. Untuk itulah kita diharuskan memiliki sebuah cara yang biasa kita sebut pekerjaan atau profesi.
Ada banyak cita-cita disaat kita masih kecil atau pada saat kita sekolah. Dulu cita-cita yang paling banyak disebut jika ditanya adalah ingin jadi dokter, insinyur, tentara atau polisi. Jarang sekali bahkan sedikit sekali yang ingin menjadi seorang guru.

Saya sendiri berkaca dari ayah, dulu sewaktu kecil sudah menjadi anak yatim, tak sedikitpun terbersit dipikirkannya untuk menjadi seorang guru. "Jangankan menjadi seorang guru, sekolah saja susah", demikian ayah saya bercerita dengan kami anak-anaknya. Namun seiring waktu, akhirnya profesi sebagai seorang guru Sekolah Dasar ditekuni ayah saya selama 37 tahun dengan beberapa kali mendapat penghargaan satya lencana dari pemerintah Indonesia atas pengabdian yang dilakukan hingga beliau pensiun di bulan Maret 2015 lalu.

Sedikit bercerita, pendidikan formal ayah saya hanya sampai SMP. Lalu setelah menikah dengan ibu saya, pada tahun 1975, Indonesia sedang gencar untuk mencerdaskan bangsa melalui pendidikan, sehingga pemerintah Indonesia membutuhkan banyak guru. Ayah saya mendapatkan kesempatan itu dan menempuh kursus pendidikan guru (KPG). Lalu dilanjutkan dengan Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Hingga resmi diangkat menjadi CPNS pada tahun 1978.

Setelah saya masuk sekolah dasar saya baru menyadari bahwa di dalam keluarga besar saya lebih dari separuhnya berprofesi sebagai guru. Paman, bibi, uwak, bahkan ada kakek saya yang berhasil menjabat sebagai Kepala Penilik Sekolah ( kalau sekarang : Kadin Pendidikan).

Semakin bertambah usia saya, saya menyadari bahwa kehidupan keluarga saya yang terdiri dari ibu dan 4 orang anak dengan ayah kami sebagai guru tidak begitu  bagus dalam sisi ekonomi. Pasti kita tahulah alasannya, gaji sebagai guru  tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini begitu saya rasakan. Saya dan adik-adik saya tidak bisa seperti teman-teman lain yang berasal dari kalangan berada.

Merasakan susahnya hidup dari keluarga seorang guru, memupuk hati saya bila nanti sudah saatnya saya tidak ingin menjadi seorang guru. "Demikian cita-cita saya. " Saya tidak ingin hidup susah seperti keluarga saya sekarang.

Namun dibalik itu semua, dengan semangat yang diberikan ayah dan ibu, kami tetap semangat menempuh pendidikan. Kami anak-anaknya tidak pernah mengecewakan kedua orang tua kami. Hingga saya sebagai anak tertua tamat SMA. Disinilah mulai cerita hidup dimulai, " Menjadi Guru : Pilihan atau Takdir ?"

Selepas SMA, pikiran saya mulai "galau", istilah anak zaman sekarang, mau melanjutkan kuliah rasanya tak tega melihat kondisi ekonomi keluarga. Tak melanjutkan kuliah mau jadi apa ? Dulu ayah saya menginginkan supaya bisa kuliah di universitas negeri, karena biaya murah, namun apa daya, saya tak lulus seleksi. Mau kuliah di luar kota di universitas swasta rasanya tak mungkin, pasti biayanya lebih mahal. Akhirnya diputuskan tidak melanjutkan kuliah dan fokus mencari kerja.

Mencari kerja bukanlah sebuah hal yang mudah. Berbekal ijazah SMA beberapa kali ikut seleksi penerimaan PNS, namun selalu gagal karena tak ada kroni dan uang. Akhirnya mencoba bekerja di perusahan swasta. Beberapa perusahaan sempat disinggahi dengan beberapa bidang pekerjaan dirasakan. Tapi apalah daya dengan hanya mengandalkan pendidikan SMA tingkatan pekerjaan hanyalah sebagai pekerja biasa atau bisa dikatakan hanya sebagai pekerja kasar. Hal inilah yang membuat kedua orang tua saya begitu sedih melihat keadaan saya. Mereka tak tega rasanya melihat anak tertua mereka bekerja sebagai pekerja kasar. Mereka berusaha membuka hati saya agar bisa melanjutkan pendidikan agar kelak bisa bekerja ditempat yang lebih baik. Akhirnya dengan memantapkan hati, setelah 2 tahun menjadi pekerja selesai SMA saya bertekad melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.

Memilih jurusan di perguruan tinggi juga bukan merupakan hal mudah bagi saya. Sebenarnya dalam hati kecil saya dulu saya ingin sekali menjadi seorang diplomat. Tapi di belakang hari cita-cita itu hilang dengan sendirinya. Bertanya kepada teman-teman, kerabat, sejawat banyak yang menyarankan saya untuk memilih jurusan komputer, karena pada tahun 1996 itu jurusan ini adalah sebuah jurusan baru yang digambarkan memiliki masa depan cerah. Tapi ketika saya berkonsultasi dengan orang tua, ayah saya menyarankan untuk memilih jurusan pendidikan guru. (FKIP), sebuah jurusan yang sejak awal saya hindari karena pengalaman hidup yang saya rasakan sebagai anak seorang guru seperti yang diceritakan diawal. Akhirnya dengan mantap hati saya memilih jurusan Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer di ibu kota propinsi tempat saya tinggal. Saya bertekad menempuh kuliah dengan cepat dan tidak terlalu membebani orang tua. Akhirnya dengan segala cerita di bangku kuliah, pendidikan saya selesaikan dalam waktu tepat empat setengah tahun dengan IPK yang lumayan tidak mengecewakan.

Setelah menyelesaikan kuliah, petualangan dimulai kembali. Mencari pekerjaan yang cocok dengan gaji tinggi yang diidamkan demi masa depan. Beberapa pekerjaan sempat disinggahi. Tapi pekerjaan yang paling bergengsi yang sempat saya rasakan adalah menjadi pegawai sebuah bank milik pemerintah daerah. Dengan dandanan rapi setiap pagi membuat iri orang lain. Kedua orang tua pun bangga melihat saya. Tapi setelah beberapa waktu menjalani pekerjaan ini, ada sebuah ganjalan dalam hati. Pekerjaan yang saya jalani ini tidak membuat nyaman di hati. Cara kerja dengan tuntutan tinggi dan tingkat persaingan pribadi antar pegawai yang tinggi dengan menghalalkan berbagai strategi demi ambisi pribadi. Dalam hati saya mengatakan saya bahwa pekerjaan ini, cara kerja dan suasana kerjanya tidak sesuai dengan pribadi saya. Apalagi saya yang baru pertama kali kerja dalam bidang ini. Akhirnya setelah dengan sedikit cerita konflik ditempat kerja ini saya berhenti. Sebuah hal yang amat disayangkan, begitu kata orang. Sebuah pekerjaan yang banyak diidamkan orang tapi saya tinggalkan. Tapi biarlah ini menjadi sebuah pengalaman berharga dalam hidup saya.

Selepas berhenti dari pekerjaan ini, saya kembali kerumah menjadi pengangguran. Ternyata menjadi pengangguran dengan gelar sarjana memang tidak enak, apalagi dengan gelar sarjana komputer. Banyak yang mengatakan sudah capek-capek kuliah malah jadi pengangguran. Tapi disinilah cerita saya dimulai kembali.

Sembari menganggur di rumah sambil mengerjakan pekerjaan rumah, sebuah tawaran datang dari seorang yang kebetulan tetangga lama saya. Pada saat itu, orang tuanya yang tinggal bertetangga dengan rumah kami meninggal dunia. Dalam suasana ta'ziah itulah dia melihat saya dan bertanya kenapa saya di rumah saja ? Apa belum bekerja ? Saya santai saja menjawab sedang mencari pekerjaan. Ternyata beliau pada saat itu sudah menjadi seorang Ketua Yayasan dari sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan perusahaan minyak milik pemerintah yang dulu sangat terkenal di kota tempat tinggal saja. Saya ditawari sebuah pekerjaan yang sesuai dengan gelar sarjana saya. Apa itu ...? menjadi instruktur komputer di sebuah lembaga kursus komputer dibawah naungan yayasan tersebut. Wah....sebuah pekerjaan yang harus berhadapan dengan banyak orang pikir saya. Dengan rasa mantap hati saya terima pekerjaan itu. 

Setelah diterima dan masuk kerja..baru saya tahu bahwa lembaga kursus ini bekerja sama dengan sekolah-sekolah lain walau dibawah naungan yayasan yang sama, mulai dari SD, SMP hingga SMA. Disini petualangan saya sebagai guru dimulai..saya diminta untuk menjadi guru sekaligus teknisi komputer di sekolah-sekolah tersebut. Kok bisa...ternyata diawal tahun 2003 tersebut, di Indonesia ada mata pelajaran baru, namanya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang secara garis besar kurikulumnya memuat materi komputer.

Seiring waktu pekerjaan ini saya jalankan tanpa ada rasa sesak dihati. Rupanya saya menikmati pekerjaan ini. Ya...sebagai seorang guru, sebuah pekerjaan yang dari awal saya hindari. Setahun...dua tahun saya tidak terpikir untuk meninggalkan pekerjaan ini. Sampai-sampai ayah saya berujar, " Kualat kamu...dulu kamu tidak mau jadi guru....tapi tetap jadi guru juga....". 

Seiring waktu saya sudah mengajar mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA dalam mata pelajaran yang sama yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dalam pekerjaan ini saya bahkan sampai 3 kali merintis pembukaan laboratorium komputer. Hingga akhirnya saat ini saya menjadi guru tetap sebuah yayasan pendidikan di bawah naungan sebuah perusahaan yang dimiliki oleh group perusahaan yang berpusat di Tokyo, Jepang.

Menjadi guru teknologi informasi dan komunikasi saya nikmati dengan segala ceritanya. Di sekolah saya sekarang sarana prasarana disediakan dengan baik. Laboratorium komputer tersedia dengan perangkat komputer yang terkoneksi internet setiap hari. 

Hingga tahun kesepuluh saya menjadi guru TIK, akhirnya pergantian kurikulum dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Dalam kurikulum baru ini pelajaran TIK ditiadakan, sebuah mata pelajaran yang selalu ditunggu oleh peserta didik, sebuah mata pelajaran yang paling disenangi oleh peserta didik, yang membuat galau guru-guru TIK di Indonesia. 

Saya sudah merasakan dampak kurikulum tersebut diawal tahun pelajaran 2014/2015 yang lalu dimana jam mengajar untuk TIK ditiadakan. Rasanya gimana gitu...? Status guru tapi tidak mengajar dan bertemu peserta didik di kelas. Tapi saya berdoa dalam hati, terserahlah kurikulum apa saja yang dipakai semoga saja mata pelajaran TIK tetap ada. Karena sebuah keniscayaan bagi anak-anak kita, dimana zaman berkembang pesat dengan TIK-nya, tapi anak-anak kita tidak mendapatkan pendidikan TIK. Nasib guru-guru TIK masih menjadi tanda tanya, akankah saya bertanya kembali " Menjadi Guru : Pilihan atau Takdir...."



Continue reading Menjadi Guru : Pilihan atau Takdir

Selasa, 01 Desember 2015

Awal Kisah Sang Guru

Sebelumnya Sang Guru menyampaikan bahwa blog ini adalah bukanlah blog yang pertama kali dibuat. Sebelumnya Sang Guru sudah memiliki beberapa blog lain. Tapi blog-blog yang telah ada itu memiliki topik yang berbeda. Ada yang bertopik bisnis online, komputer, kisah perjalanan dan lain-lain. Memang rasanya rame karena tidak fokus pada sebuah topik. Atas dasar pemikiran itulah, Sang Guru dibuat agar dapat menceritakan secara fokus tentang kegiatan Sang Guru sebagai seorang yang kesehariannya dihabiskan bekerja sebagai seorang Guru.

Memang pekerjaan sebagai seorang guru banyak menyita waktu, tenaga dan pikiran. Tapi demi menyalurkan minat menulis yang mulai muncul belakangan ini, blog ini dapat dijadikan sebagai tempat yang tepat untuk berbagi kisah, cerita, pengalaman dan pengetahuan.
Continue reading Awal Kisah Sang Guru