Kamis, 03 Desember 2015

,

Perlukah Guru Marah Saat Mengajar ?

Marah...pasti kita semua sebagai manusia biasa pernah melakukannya. Ada bermacam-macam penyebab yang menimbulkan perbuatan marah ini. Marah itu sendiri memiliki arti suatu emosi yang secara fisik antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, adrenalin dan non adrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku, kognitif dan fisilogi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secaa langsung ancaman dari pihak luar. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kemarahan)

Ekspresi dari rasa marah ini dapat berbentuk perubahan pada raut muka, bahasa tubuh, dan kadang-kadang tindakan agresif. Seperti mengeluarkan suara keras, melotot, terkadang juga ada gerakn fisik seperti memukul, menendang, mencubit dan lain-lain.
Berkenaan dengan pengertian marah diatas, bagaimana dengan kita sebagai guru ? Pernahkah kita marah ?, Seringkah kita marah ? atau tidak pernah marah sekalipun kepada anak didik kita.

Menjadi guru memang melibatkan semua aspek fisik dan perasaan dalam melaksanakan tugas. Karena kita dalam mengajar harus mampu melibatkan semua perserta didik yang jumlahnya banyak. Terkadang ada kelas yang jumlah peserta didiknya sedikit, sedang banyak. Dengan jumlah peserta didik yang ada di dalam kelas maka kita juga akan menemui bermacam-macam tingkah pola, perbuatan, perasaan dan perkataaan dari anak didik. 

Melihat kebelakang sewaktu kita dibangku sekolah dulu, cobalah kita ingat-ingat bagaimana guru-guru kita. Saya sendiri dulu menemui guru-guru dengan berbagai macam karakter. Ada guru yang sabar, ada juga yang marah pada saat tertentu saja, bahkan ada juga guru yang selalu marah setiap masuk kelas.

Saya ingat pada saat SMA, ada guru saya yang terkenal "killer", tetapi ada juga guru yang paling sabar, saking sabarnya dia tak pernah sekalipun marah di kelas selama saya menempuh pendidikan di SMA itu. selama tiga tahun. Tapi kedua guru inilah yang paling dikenang oleh kami murid-muridnya bila ada kesempatan bertemu "reuni".

Nah..sekarang kita sudah menjadi guru...manakah yang kita pilih. Menjadi guru yang suka marah, guru yang sabar atau guru yang kadang-kadang marah karena kondisi yang ada. Tak bisa dipungkiri anak-anak didik kita sekarang berbeda dengan keadaan pada saat kita sekolah dulu. Anak-anak didik kita sekarang berada di sebuah zaman yang budaya sudah berbeda. Perilaku, perbuatan dan cara mereka bicarapun sudah berbeda. Mereka tidak lagi segan terhadap guru mereka, berbeda dengan zaman kita sekolah dulu. Berbicarapun mereka lebih berani, terkadang suka berlebihan. 

Oleh karena itu kita sebagai guru harus tetap bertanya dalam hati-hati masing ? Perlukan marah saat mengajar ? Silahkan renungkan....!!
Lokasi: Muara Enim Regency, South Sumatra, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar