Rabu, 28 September 2016

,

Bagaimana mengajarkan anak berpikir?

Bapak dan Ibu Guru yang budiman.
Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan apa yang sudah saya baca mengenai cara mengajarkan anak agar mampu berpikir memecahkan masalah. Tulisan ini saya ambil berdasarkan referensi karangan dari Dr.John Langrehr dengan judul bukunya " Teaching Childern Thinking Skills Panduan agar Anda Bisa Membimbing Anak -Anak Anda!

Berpikir merupakan keterampilan manusia yang luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah Subhanallahi Wa Ta'ala. Keterampilan inilah yang menyebabkan manusia mulia dibandingkan dengan makhluk lain ciptaanNya. Sebagai makhluk yang berpikir tentu kita harus mengoptimalkan keterampilan ini sehingga kita bisa menjadi manusia yang berilmu. Ilmu yang bermanfaat inilah yang tentu akan menjadi amalan jariyah untuk tabungan masa depan.


Saya yakin bahwa Bapak dan Ibu Guru mempunyai harapan yang baik terhadap anak -anak atau peserta didik sehingga mereka bisa menjadi pemikir yang handal. Berkaiatan erat dengan tugas guru sebagai pengajar dan pembimbing  di sekolah dan orangtua di rumah, tentu pemahaman cara mengajarkan anak berpikir ini penting untuk diketahui dan diaplikasikan segera. Oleh sebab itu, setelah membaca tulisan ini Bapak dan Ibu Guru diharapkan segera menerapkan  membimbing anak-anak ataupun peserta didik dengan cara yang tepat.

Sebelum membahas tentang berpikir memecahkan masalah, ada hal penting yang harus diketahui. Jika Anda ingin membantu anak Anda untuk berpikir dengan lebih baik, pertama-tama Anda harus memahami apa yang terlintas dalam pikiran mereka saat berpikir. Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan secara cermat mengenali jalan pemikiran Anda sendiri saat Anda berpikir.

Ada 4 hal dasar yang penting bagi Anda untuk mengajarkan anak Anda berpikir. Selanjutnya akan dikenal dengan istilah 4P.

1. Positivy (Berpikir Positif)
     Cara menyampaikan kepada anak agar berpikir positif dalam memecahkan masalah  adalah dengan menggunakan kalimat yang memotivasi anak seperti "Saya suka masalah seperti ini", "Saya pandai menyelesaikan masalah", dan "Ini akan menjadi suatu tantangan" melintas di pikiran mereka, bahkan sebelum mereka mulai menyelesaikan masalah.

     Jika anak - anak telah ditanamkan cara berpikir yang demikian bisa saja mereka kita sebut telah memiliki tingkat berpikir positif yang tinggi. Ini membantu mereka fokus, bertahan dan termotivasi untuk melakukan yang terbaik yang mereka bisa lakukan.


     Dengan adanya pemikiran yang positif dalam belajar, anak - anak dapat meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, daya tahan dan sebagainya. Tentu saja ini membantu mereka agar selalu bersikap optimis dalam mengeksekusi tindakan mereka.

2. Pattern Seeking (Pencarian Pola)
     Pemikir yang baik adalah ia yang dapat dengan cepat merasakan adanya pola dalam informasi yang diterimanya. Dalam menyelesaikan masalah selain perasaan yang digunakan anak -anak perlu mengenali pola informasi. Kesanggupan mereka merasakan pola dalam informasi dihubungkan dengan kecerdasan yang digunakan dalam memikirkan informasi ini. Misalnya adalah kecerdasan interpersonal yang kuat, tentu akan dengan mudah menangkap pola perasaan, kebiasaan dan tingkah laku orang lain yang berkomunikasi dan berinteraksi dengan Anda.

     Peran orang tua dalam membimbing anak menemukan pola adalah dengan cara mengajak mereka bercerita, menyelami kembali masalah mereka dengan mengenali, menyimpan dan membandingkan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah dan cara menyelesaikan masalah. Dengan bimbingan ini anak - anak akan terbiasa sendiri untuk memecahkan masalahnya setelah mereka mengenal pola-pola informasi ini.

3. Picturing (Penggambaran)
    Penggambaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah cara berpikir mengenai bayangan batin untuk merangkum dan mengklarifikasi informasi pada suatu masalah. Anak-anak cenderung akan memvisualisasikan informasi yang mereka punya ke dalam bentuk rangkuman cerita. Bimbing anak-anak Anda agar mampu menggambarkan masalah secara teratur sehingga anak - anak dapat meningkatkan kemmapuan mereka untuk mengingat dan memahami informasi yang mereka lihat atau dengar.

4. Probing (Pertanyaan yang Lebih Mendalam/Pendalaman)
     Pemecah masalah yang baik melaporkan bahwa mereka mengajukan sangat banyak pertanyaan pada diri sendiri. Mereka biasanya menggunakan pendekatan yang rapi dan teratur dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri.

   Pemecah masalah yang baik kerap menanyakan pada diri mereka sendiri tentang:

  • Apa yang diberikan?apa yang harus saya temukan? (PERENCANAAN)
  • Pernahkan saya menyelesaikan masalah semacam ini sebelumnya? Apa  yang harus  saya           cermati di sini? Metode apa yang pernah saya pergunakan? (PENGALAMAN)
  • Dapatkah saya membuat sketsa masalah? (PENGGAMBARAN)
  • Dapatkah saya memecahkan masalah menjadi bagian lebih kecil? Dapatkah saya menggunakan bilangan/bilangan/bagian-bagian yang lebih sederhana? (PEMBAGIAN)
  • Hal apa yang pertama kali harus dilakukan dan mengapa? Apa hal yang berikutnya harus dikerjakan dan mengapa? (SUSUNAN URUTAN)
  • Apa yang terjadi bila saya lakukan hal ini? apa ini masuk akal?
  • Apakah sebaiknya saya lakukan hal ini? Sudahkah saya menggunakan semua informasi yang diberikan?
  • Sudahkah saya periksa? (SELF MONITORING-PENGAWASAN)
  • Adakah aturan/metode yang harus saya ingat untuk kali lain? Adakah bagian yang menjebak? (SUSUNAN RANGKUMAN)


Empat hal penting  di atas perlu kita tanamkan kepada anak - anak atau peserta didik sejak dini. Dengan bimbingan yang tepat dan konsistensi yang mantap Anda telah mengajarkan bagaimana anak -anak berpikir. Semoga Bapak dan Ibu Guru terinspirasi dan selamat membimbing putra - putri Anda tercinta.

PUSTAKA:

Langrehr, John. 2006. Teaching Children Thinking Skills Mengajarkan Keterampilan Berpikir pada Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.





0 komentar:

Posting Komentar