Sabtu, 04 Februari 2017

,

Try Out Ujian Berbasis Komputer

Sejak bergulirnya dan ditetapkannya sekolah kami SMP Lematang Lestari menjadi sekolah penyelenggara ujian nasional berbasis komputer, kami melakukan banyak hal agar perhelatan ini dapat kami lakukan dengan baik dan hasilnya juga baik. 

Persiapan-persiapan yang ditempuh antara lain penyiapan sarana dan prasarana pendukung terutama pada perangkat keras Komputer dan jaringan. Yang kedua adalah persiapan terhadapa peserta didik kelas IX yang akan menempuh ujian tersebut.

Untuk membiasakan diri para peserta didik dengan ujian berbasis komputer, SMP Lematang Lestari mengadakan uji coba (try out) ujian berbasis komputer yang dimulai dari ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian semester. Ditambah lagi dengan uji coba dengan bekerja sama dengan pihak ketiga (Primagama).

Dengan banyak melakukan uji coba berbasis komputer, diharapkan peserta didik kelas IX SMP Lemtang Lestari dapat menempuh ujian nasional berbasis komputer dengan baik, tenang, siap mental dan hasil yang dicapai juga baik.




Continue reading Try Out Ujian Berbasis Komputer

Kamis, 15 Desember 2016

Literasi

Hari ini penulis berkesempatan mengikuti workshop kurikulum yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim di SMP Negeri 3 Rambang Dangku. Workshop yang dikuti oleh para kepala sekolah dan dua orang guru dari dua kecamatan, Kecamatan Belimbing dan Rambang Dangku...

Banyak materi workshop yang sudah disiapkan oleh panitia untuk tiga hari pelaksanaannya. Mulai dari penyusan kurikulum dan perangkat pendukungnya. Namun ada satu materi yang penulis anggap cukup menarik untuk disimak adalah tentang Literasi.

Banyak sekali teori, tingkatan, jenis, strategi literasi. Namun ada sebuah puisi yang disampaikan diawal  untuk memahami literasi ini....simak puisinya berikut ini..

Hasrta Untuk Mengubah Diri

Ketika aku masih muda serta 
berpikir bebas dengan khayalanku,
aku bermimpi untuk mengubah dunia

Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, 
kudapati bahwa dunia tidak kunnjung berubah, 
maka cita-cita itupun kupersempit
dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya itu pun tiada hasilnya.

Ketika usia senja mulai kujelang, 
lewat upaya terakhir yang penuh keputusaan, 
kuputuskan untuk mengubah murid-murid dan keluargaku,
orang-orang yang paling dekat denganku.
Namun alangkah terkejutnya aku,
mereka pun tak kunjung berubah.

Kini, sementara berbaring ditempat tidur menjelang kematianku,
baru kusadari andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku sendiri,
maka lewat memberi contoh MEMBACA SETIAP HARI sebagai panutan,
mengembangkan LITERASI sebagai pijakan, dan CONTOH BUDI PEKERTI
sebagai teladan mungkin murid-murid dan keluargaku bisa berubah

Berkat inspirasi dan dorongan mereka, 
kemudian aku menjadi mampu memperbaiki negeriku dan siapa tau,
bahkan aku juga bisa mengubah dunia.

(Quote & Published by House of Ideas, 1977)


Continue reading Literasi

Sabtu, 19 November 2016

, , ,

Printer Epson L220 dari Kogtik dan Espon

Akhirnya setelah menunggu kurang lebih tiga minggu, hadiah yang dijanjikan oleh Kogtik dan Epson Indonesia kepada saya sebagai pemenang dari quiz pada saat wokshop e-learning di SMK N 5 Palembang 15 Oktober 2016 tiba di rumah dengan selamat.
Paket printer L220 dikirim dengan jasa kurir dalam negeri ini tiba dengan "packing" yang cukup mantap. Terlihat "packing-nya" menggunakan kayu dan dilapisi dengan plasitik tebal agar tidak goyang dan basah.
Printer Epson L220 ini adalah tipe printer yang multifungsi. Printer ini bisa digunakan untuk mencetak, mengcopy dan scan. Printer dengan sistem tangki tinta ini memiliki spesifikasi lumayan canggih untuk sebuah printer dengan harga dua jutaan rupiah. Berikut spesifikasi printer ini yang saya dapatkan dari website resmi Epson Indonesia

Dengan tibanya printer epson L220 ini dirumah melengkapi jumlah printer saya dirumah, karena sebelumnya saya sudah memiliki dua printer dengan dua merek yang berbeda. Semoga saja dengan hadirnya printer  ini dirumah bisa menambah semangat kerja dan dapat terus berkarya. Terima kasih Epson Indonesia dan terima kasih Komunitas Guru TIK dan KKPI Indonesia. Semoga tetap jaya............

Continue reading Printer Epson L220 dari Kogtik dan Espon

Senin, 17 Oktober 2016

, , ,

Masih Perlukan PR bagi peserta didik ?

Hallo apa kabar bapak ibu guru semuanya.....masih semangat untuk memberikan pelajaran kepada para peserta didik kan ?...

Ok...kali ini saya mencoba menulis sebuah hal yang perlu tindak lanjut dari kita semua..apa itu ? Seperti tertulis di judul tulisan ini, Masih Perlukah PR (Pekerjaan Rumah) bagi peserta didik ?

Pekerjaan rumah sebagaimana kita ketahui sudah ada sejak pendidikan dikenal. Fungsinya adalah agar para peserta didik dapat lebih memperdalam pelajaran yang diberikan. Pekerjaan rumah biasanya diberikan oleh guru untuk diselesaikan di rumah dengan tenggat waktu tertentu.



Nah...dalam kenyataannya pekerjaan rumah ini kadang menjadi beban juga bagi para peserta didik, karena kadang-kadang mereka mendapatkan pekerjaan rumah lebih dari satu pelajaran. Coba bayangkan saja jika setiap hari peserta didik belajar tiga mata pelajaran setiap hari dan semuanya mendapat masing-masing satu pekerjaan rumah, maka beban anak-anak didik kita untuk mengerjakan pekerjaan rumah itu akan terasa cukup berat. Lihat saja di rumah kita masing-masing bagi bapak ibu guru yang punya anak, setiap malam mereka mengerjakan pekerjaan rumah. 

Memang hingga sekarang, pekerjaan rumah masih dianggap sebuah cara agar anak-anak kita dapat lebih mendalami pelajaran di rumah. Pekerjaan rumah juga hingga kini masih menjadi salah satu kriteria penilaian. Tapi coba lihatlah kenyataannya di sekolah bapak ibu guru masing-masing, berapa banyak anak-anak didik kita yang mengerjakan pekerjaan rumah tersebut.

Saya sebagai guru kadang-kadang juga merasa kesal, bila anak-anak didik tidak membuat dan mengerjakan pekerjaan rumah sesuai dengan kesepakatan bersama antara saya dan seluruh anggota kelas. Dari tiga puluhan anggota kelas, paling yang mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut kurang dari separuhnya, sisanya tidak sama sekali mengerjakan dengan berbagai macam alasan, alasan lupa, belum selesai, bahkan alasan yang paling ekstrimpun yaitu tidak mau mengerjakan disampaikan oleh anak didik.
Saya rasa semua guru pernah mengalami hal ini.

Saya punya rekan seorang guru yang pernah mengajar di sebuah sekolah swasta yang menerapkan fool day school. Dia mengatakan bahwa sekolahnya tidak pernah memberikan pekerjaan rumah kepada anak-anak didiknya. Lalu bagaimana cara mereka belajar ? Beliau menjelaskan bahwa pihak sekolah yang menerapkan foolday school, memulai jam pelajaran pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 13.30 WIB untuk kegiatan belajar mengajar secara formal. Mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB mereka tetap berada di sekolah dan diisi dengan kegiatan pelajaran tambahan yang salah satunya adalah mengerjakan pekerjaan rumah yang telah diberikan oleh guru pada jam pelajaran formal tadi. Jadi anak-anak ketika di rumah tidak lagi dibebani dengan berbagai macam tugas dan pekerjaan rumah.

Saya jadi berpikir, hal seperti diatas memang mungkin bisa terjadi jika sistem belajar yang diterapkan seperti sekolah tempat teman saya diatas. Semua peserta didik dan terutama para orang tua dapat mengerti dan menerima dengan sistem tersebut. Pertanyaannya...bagaimana dengan sekolah-sekolah lain baik yang berstatus negeri maupun swasta, apalagi yang berada di daerah-daerah ?

Memang memberikan pekerjaan rumah memiliki beberapa manfaat kepada anak-anak didik. Diantaranya adalah membuat anak didik lebih paham dan ingat akan pelajaran yang sudah diberikan, menambah waktu belajar, dan memupuk rasa tanggung jawab.

Namun apakah pekerjaan rumah masih efektif untuk mencapai manfaat seperti disebutkan diatas mengingat beban belajar anak-anak kita sekarang yang semakin banyak dan padat masih memerlukan tinjauan lebih lanjut. Kita para guru perlu berinovasi agar pekerjaan rumah yang kita berikan berusaha agar tidak menjadi beban, tetapi menjadi sebuah hal yang menyenangkan. 

Silahkan berkomentar dibawah jika bapak ibu guru ingin menambahkan....


Continue reading Masih Perlukan PR bagi peserta didik ?

Sabtu, 15 Oktober 2016

, , ,

Workshop E-Learning bersama Kogtik

Hari ini Sabtu, 15 Oktober 2016, saya berkesempatan mengikuti workshop e-learning yang diselenggarakan oleh Komunitas guru Tik dan KKPI (KOGTIK) bertempat di SMK N 5 Palembang.

Workshop di kota Palembang ini adalah workshop yang pertama untuk daerah luar pulau Jawa di tahun 2016. Workshop yang diikuti oleh lebih dari seratus orang peserta yang terdiri dari para guru dan dosen dari seluruh sumatera selatan, jambi dan lampung, baik yang sehari-hari mengajar mata pelajaran TIK dan mata pelajaran lainnya. Workshop ini juga support oleh Epson Indonesia.

Sebuah kegembiraan bagi saya, karena di workshop kali ini saya berkesempatan untuk bertemu langsung dengan para pejuang TIK yaitu Bpk. Bambang S, Bpk.Wijaya Kusuma atau Om Jay, Bpk. Tatang, Bpk. Firman, dan yang termuda dan masih lajang Bung Prasojo. Mereka yang selama ini hanya bisa saya dengar dan lihat perjuangannya di media sosial, televisi dan koran. Mereka semua adalah orang-orang yang cerdas dan bersahaja. Mereka yang tanpa kenal lelah dan kenal waktu berjuang agar mata pelajaran TIK dan KKPI masuk kembali dalam kurikulum 2013.
Kembali lagi ke cerita workshop...tema yang diambil kali ini adalah e-learning berbasis ict dengan memanfaatkan aplikasi moodle. Ya..moodle sebuah aplikasi berbasis LMS yang sudah banyak digunakan sebagai alat untuk kegiatan belajar dan mengajar berbasis ICT atau online.

Tapi sebelum workshop e-learning dimulai kami semua para peserta mendengarkan dan melihat paparan dari Om Jay tentang bagaimana kiat beliau memanfaatkan internet sebagai media berkreasi dengan menjadi penulis di blog. Banyak tip dan trik bermanfaat yang disampaikan sehingga beliau menjadi seorang blogger sukses seperti sekarang ini. Intinya adalah fokus setiap hari untuk menulis. Tulis apa saja yang ada didalam benak dan pikiran kita. 

Pada sesi selanjutnya disampaikan oleh Pak Bambang S, sekilas profil Komunitas Guru TIK dan KKPI yang terus berjuang untuk memasukkan kembali mapel TIK dan KKPI kedalam kurikulum 2013. Sudah banyak cara yang dilakukan namun hingga kini perjuangan itu masih berlansung. Semoga dengan kekompakan, perjuangan dan doa kita semua perjuangan ini akan membawa hasil demi generasi penerus, anak-anak indonesia semua.

Workshop dengan tema inti tentang e-learning dipandu oleh Pak Prasojo dan Pak Firman dimulai dengan pengenalan Moodle, struktur user, pembuatan konten dan diakhiri dengan pembuatan soal. Pada sesi ini para peseta diajak langsung untuk mempraktikkan moodle dengan mengakses situs e-learning rakyat yang sudah disiapkan oleh Pak Onno W Purbo melalui http://lms.onnocenter.or.id/moodle.
Pada sesi praktik mengunakan moodle ini dapat diikuti oleh peserta dengan baik dengan menggunakan komputer atau perangkat gadget lainnya. Karena memang tujuan akhir dari e-learning adalah kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan perangkat TIK dari mana saja dan kapan saja tanpa terikat jarak dan waktu.

Pada akhir sesi dilakukan tes bagi semua peserta yang dapat menggunakan moodle untuk membuat sebuah konten pelajaran dan membuat soal dengan cepat dan benar. Kali ini saya berhasil melakukannya dengan baik, cepat dan benar. Sehingga saya dinyatakan sebagai pemenang dan berhak mendapatkan sebuah printer Epson senilai Rp 2,5 juta. Sebuah kebanggaan dan kegembiraan bagi saya. Terima kasih Kogtik. Terima kasih Epson.
Continue reading Workshop E-Learning bersama Kogtik

Jumat, 30 September 2016

Rabu, 28 September 2016

,

Bagaimana mengajarkan anak berpikir?

Bapak dan Ibu Guru yang budiman.
Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan apa yang sudah saya baca mengenai cara mengajarkan anak agar mampu berpikir memecahkan masalah. Tulisan ini saya ambil berdasarkan referensi karangan dari Dr.John Langrehr dengan judul bukunya " Teaching Childern Thinking Skills Panduan agar Anda Bisa Membimbing Anak -Anak Anda!

Berpikir merupakan keterampilan manusia yang luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah Subhanallahi Wa Ta'ala. Keterampilan inilah yang menyebabkan manusia mulia dibandingkan dengan makhluk lain ciptaanNya. Sebagai makhluk yang berpikir tentu kita harus mengoptimalkan keterampilan ini sehingga kita bisa menjadi manusia yang berilmu. Ilmu yang bermanfaat inilah yang tentu akan menjadi amalan jariyah untuk tabungan masa depan.


Saya yakin bahwa Bapak dan Ibu Guru mempunyai harapan yang baik terhadap anak -anak atau peserta didik sehingga mereka bisa menjadi pemikir yang handal. Berkaiatan erat dengan tugas guru sebagai pengajar dan pembimbing  di sekolah dan orangtua di rumah, tentu pemahaman cara mengajarkan anak berpikir ini penting untuk diketahui dan diaplikasikan segera. Oleh sebab itu, setelah membaca tulisan ini Bapak dan Ibu Guru diharapkan segera menerapkan  membimbing anak-anak ataupun peserta didik dengan cara yang tepat.

Sebelum membahas tentang berpikir memecahkan masalah, ada hal penting yang harus diketahui. Jika Anda ingin membantu anak Anda untuk berpikir dengan lebih baik, pertama-tama Anda harus memahami apa yang terlintas dalam pikiran mereka saat berpikir. Cara terbaik untuk melakukan hal ini adalah dengan secara cermat mengenali jalan pemikiran Anda sendiri saat Anda berpikir.

Ada 4 hal dasar yang penting bagi Anda untuk mengajarkan anak Anda berpikir. Selanjutnya akan dikenal dengan istilah 4P.

1. Positivy (Berpikir Positif)
     Cara menyampaikan kepada anak agar berpikir positif dalam memecahkan masalah  adalah dengan menggunakan kalimat yang memotivasi anak seperti "Saya suka masalah seperti ini", "Saya pandai menyelesaikan masalah", dan "Ini akan menjadi suatu tantangan" melintas di pikiran mereka, bahkan sebelum mereka mulai menyelesaikan masalah.

     Jika anak - anak telah ditanamkan cara berpikir yang demikian bisa saja mereka kita sebut telah memiliki tingkat berpikir positif yang tinggi. Ini membantu mereka fokus, bertahan dan termotivasi untuk melakukan yang terbaik yang mereka bisa lakukan.


     Dengan adanya pemikiran yang positif dalam belajar, anak - anak dapat meningkatkan kepercayaan diri, harga diri, daya tahan dan sebagainya. Tentu saja ini membantu mereka agar selalu bersikap optimis dalam mengeksekusi tindakan mereka.

2. Pattern Seeking (Pencarian Pola)
     Pemikir yang baik adalah ia yang dapat dengan cepat merasakan adanya pola dalam informasi yang diterimanya. Dalam menyelesaikan masalah selain perasaan yang digunakan anak -anak perlu mengenali pola informasi. Kesanggupan mereka merasakan pola dalam informasi dihubungkan dengan kecerdasan yang digunakan dalam memikirkan informasi ini. Misalnya adalah kecerdasan interpersonal yang kuat, tentu akan dengan mudah menangkap pola perasaan, kebiasaan dan tingkah laku orang lain yang berkomunikasi dan berinteraksi dengan Anda.

     Peran orang tua dalam membimbing anak menemukan pola adalah dengan cara mengajak mereka bercerita, menyelami kembali masalah mereka dengan mengenali, menyimpan dan membandingkan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah dan cara menyelesaikan masalah. Dengan bimbingan ini anak - anak akan terbiasa sendiri untuk memecahkan masalahnya setelah mereka mengenal pola-pola informasi ini.

3. Picturing (Penggambaran)
    Penggambaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah cara berpikir mengenai bayangan batin untuk merangkum dan mengklarifikasi informasi pada suatu masalah. Anak-anak cenderung akan memvisualisasikan informasi yang mereka punya ke dalam bentuk rangkuman cerita. Bimbing anak-anak Anda agar mampu menggambarkan masalah secara teratur sehingga anak - anak dapat meningkatkan kemmapuan mereka untuk mengingat dan memahami informasi yang mereka lihat atau dengar.

4. Probing (Pertanyaan yang Lebih Mendalam/Pendalaman)
     Pemecah masalah yang baik melaporkan bahwa mereka mengajukan sangat banyak pertanyaan pada diri sendiri. Mereka biasanya menggunakan pendekatan yang rapi dan teratur dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri.

   Pemecah masalah yang baik kerap menanyakan pada diri mereka sendiri tentang:

  • Apa yang diberikan?apa yang harus saya temukan? (PERENCANAAN)
  • Pernahkan saya menyelesaikan masalah semacam ini sebelumnya? Apa  yang harus  saya           cermati di sini? Metode apa yang pernah saya pergunakan? (PENGALAMAN)
  • Dapatkah saya membuat sketsa masalah? (PENGGAMBARAN)
  • Dapatkah saya memecahkan masalah menjadi bagian lebih kecil? Dapatkah saya menggunakan bilangan/bilangan/bagian-bagian yang lebih sederhana? (PEMBAGIAN)
  • Hal apa yang pertama kali harus dilakukan dan mengapa? Apa hal yang berikutnya harus dikerjakan dan mengapa? (SUSUNAN URUTAN)
  • Apa yang terjadi bila saya lakukan hal ini? apa ini masuk akal?
  • Apakah sebaiknya saya lakukan hal ini? Sudahkah saya menggunakan semua informasi yang diberikan?
  • Sudahkah saya periksa? (SELF MONITORING-PENGAWASAN)
  • Adakah aturan/metode yang harus saya ingat untuk kali lain? Adakah bagian yang menjebak? (SUSUNAN RANGKUMAN)


Empat hal penting  di atas perlu kita tanamkan kepada anak - anak atau peserta didik sejak dini. Dengan bimbingan yang tepat dan konsistensi yang mantap Anda telah mengajarkan bagaimana anak -anak berpikir. Semoga Bapak dan Ibu Guru terinspirasi dan selamat membimbing putra - putri Anda tercinta.

PUSTAKA:

Langrehr, John. 2006. Teaching Children Thinking Skills Mengajarkan Keterampilan Berpikir pada Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.





Continue reading Bagaimana mengajarkan anak berpikir?

Selasa, 27 September 2016

Rumah Belajar, Belajar Kapan Saja, Dimana Saja, Dengan Siapa Saja

Hallo rekan-rekan guru semuanya.....masih semangat kan ? Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan bahagia selalu dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak didik kita semuanya..

Kali ini sang guru berbagi informasi tentang sebuah fasilitas yang disediakan oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk para insan pendidikan di Indonesia, baik guru, peserta didik maupun masyarakat. Apa itu ? Rumah Belajar....

Rumah belajar adalah sebuah situs yang dibuat oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan untuk masyarakat Indonesia agar bisa belajar kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja sesuai dengan mottonya.


Apa saja yang bisa ditemukan di rumah belajar ? Tentu saja semua hal tentang belajar. Mulai dari materi pelajaran, bank soal yang dapat digunakan untuk berlatih, peta budaya, sumber belajar, buku sekolah elektronik dan lain-lain.

Untuk bisa menggunakannya bapak ibu guru terlebih dahulu harus mendaftar menjadi pengguna situs rumah belajar. Proses pendaftarannya cukup mudah. Cukup pilih ingin terdafar sebagai siapa. Guru, Siswa atau Orang Tua ? Lalu lengkapi formulir pendaftaran. Jangan lupa siapkan email yang aktif untuk konfirmasi pendaftarannya.

Selanjutnya kita bisa menggunakan semua fitur yang ada sesuai dengan peran kita di situs tersebut. Ingin mencoba silahkan kunjungi rumah belajar.
Continue reading Rumah Belajar, Belajar Kapan Saja, Dimana Saja, Dengan Siapa Saja

Modul Guru Pembelajar SMP

Hallo apa kabar hari ini rekan-rekan guru semuanya...? Semoga masih dalam keadaan semangat untuk mencerdaskan anak bangsa.

Menyambung tulisan kemarin tentang Modul Guru Pembelajar Sekolah Dasar, hari ini sang guru berbagi informasi tentang modul guru pembelajar untuk tingkat SMP. 



Dalam Modul Guru Pembelajar SMP ini berisi 5 Modul yaitu IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk pelajaran lain menyusul ya....

Filenya dibagikan dalam bentuk .rar. Silahkan download dan ekstrak menggunakan winzip atau winrar. 

Download Modul Guru Pembelajar SMP.

Continue reading Modul Guru Pembelajar SMP

Senin, 26 September 2016

Modul Guru Pembelajar Sekolah Dasar

Hallo rekan-rekan guru semuanya....kali ini sang guru berbagi informasi tentang Modul Guru Pembelajar untuk Sekolah Dasar. Pasti semuanya pada sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti pelatihan sebagai guru pembelajar baik dengan moda daring, tatap muka atau keduanya...


Silahkan download modul guru pembelajar untuk sekolah dasar di bawah ini...

Continue reading Modul Guru Pembelajar Sekolah Dasar
,

Permendikbud No.24 Tahun 2016



Hallo rekan-rekan guru dimana saja berada, satu lagi informasi penting akan sang guru bagikan, terutama kepada rekan-rekan yang sekolahnya telah menerapkan kurikulum 2013. Informasi tersebut adalah Permendikbud No.24 Tahun 2016 yang berisi tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar pelajaran dalam kurikulum 2013 untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rasanya sang guru tidak perlu panjang lebar silahkan download Permendikbud No.24 Tahun 2016 di sini
Continue reading Permendikbud No.24 Tahun 2016